Saturday, January 9, 2016

Bali - As Cheap As Possible Please!

Setelah menghabiskan satu hari di Bandung, gue, Gab, beberapa orang teman, serta keluarga gue akhirnya pergi ke Bali untuk menghabiskan uang waktu liburan.

Kali ini, gue terbang dari bandara Husein Sastranegara, yang berlokasi di kota kita tercinta, Bandung. Itu adalah kali pertama gue terbang dari bandara Bandung, setelah sebelumnya beberapa kali menjemput orang di bandara.

Semua orang bilang bandara Bandung kecil. Keliatan sih kecil. Tapi gue gak nyangka sekecil itu men! Oke biar kalian lebih kebayang, take a look at my ticket!


Adakah yang nyadar kalo bagian GATE di ujung kiri bawah gak diisi? Padahal bagian itu seharusnya adalah salah satu bagian yang paling penting. Untuk sepersekian detik, gue pun sempat mempertanyakan kekosongan ini. Sampai akhirnya gue nyadar kalo gate di airport Bandung memang cuma satu. Good!


Perjalanan Bandung-Bali ditempuh selama kurang lebih 1.5 jam, yang kemudian dilanjutkan dengan perjalanan menuju Hotel Beneyasa II di daerah Kuta, dengan menggunakan mobil sewaan (250.000 rupiah per hari, belum termasuk bensin dan supir).



Hotel kita memang di daerah Kuta, tapi tentu saja bukan di jalan utama. Kita menamukan hotel ini melalui Traveloka. Gue memang selalu menggunakan Traveloka untuk melakukan pemesanan hotel karena pertama, gue gak punya kartu kredit (Traveloka bisa bayar via ATM atau transfer secara online). Kedua, harga yang ditampilkan oleh Traveloka merupakan harga final. PS : paragraf ini bukan paragraf promosi.

Singkat cerita, kita memilih hotel Beneyasa ini karena harganya yang murah. Di Traveloka sih tertera kalo harganya ga sampe 100.000 rupiah. Nah tapi, ternyata harga yang tertera tersebut adalah harga per kepala. Oleh karena itu, kita harus nambah lagi Rp 300.000 per malam untuk 3 buah kamar yang kita pesan.

Jujur saja, gue tidak merekomendasikan hotel yang satu ini. Pertama, karena setelah dihitung-hitung, harga yang harus dibayarkan tidak jauh berbeda dengan hotel-hotel budget yang lebih layak. Kedua, kondisi hotel yang kurang terurus dan lembab. Ketiga, beberapa pelayan yang kurang ramah terhadap penghuni.


Hari berikutnya, kami melanjutkan perjalanan kami ke daerah Ubud, Bali. Ngapain? Cari ketenangan bro! Sama ngadem sekalian.

Perhentian pertama kita adalah sebuah kafe bernama KAFE, yang terlihat nyaman dan cozy. Sayangnya, harga yang dipatok cukup tinggi untuk kantong gue, dan makanan yang disajikan tidak terlalu nikmat. Mungkin selera gue gak cocok, I'm not sure.


Seperti biasanya, gue selalu melakukan pemesanan melalui Traveloka. Untuk kali ini, gue memesan 3 buah kamar dengan harga tidak lebih dari 250.000 rupiah di hotel Swan Inn. Sebenarnya gue tidak terlalu berekspektasi banyak terhadap hotel yang satu ini karena foto yang terdapat pada Traveloka memang tidak terlalu menjual.

Beruntung, hotel yang satu ini terletak di dalam gang (mobil gak bisa masuk) sehingga terasa lebih sunyi dan tenang. Selain itu, hotel yang satu ini juga sangat bersih dan nyaman. Oh iya, ada kolam renangnya juga brosis!



Pada hari selanjutnya, kami semua mengunjungi sebuah persawahan yang gue sendiri lupa namanya. Sawah ini bentuknya seperti yang teman-teman sering temukan pada postcards. Kalau teman-teman tertarik, mungkin kalian bisa mencoba untuk mencari "rice terrace" di Google Maps.




Apabila teman-teman menginap di Ubud, mungkin teman-teman dapat mencoba untuk mengunjungi daerah Kintamani. Jarak tempuh Ubud-Kintamani lebih dekat daripada Kuta-Kintamani. So, kalau teman-teman mencari ketenangan, tidak ada salahnya untuk mengunjungi tempat yang satu ini.

Satu hal yang paling menarik buat gue adalah restoran buffet di Kintamani (yang lagi-lagi gue lupa namanya). Di restoran itu, para tamu hanya dicharge 50.000 rupiah untuk makan sepuasnya. Dan makanan yang ditawarkan juga cukup enak kok!




Belum lengkap rasanya apabila teman-teman belum pernah melihat proses pembuatan kopi Luwak di Bali. Sebenarnya di perjalanan pulang atau menuju Kintamani, teman-teman dapat menemukan banyak tempat serupa yang menjual kopi luwak, serta (beberapa) menawarkan untuk memperlihatkan proses pembuatan kopi tersebut. Saran gue, cari tempat yang ngasih free tasting!



Di tempat ini, kita gak dikasih free tasting untuk kopi luwaknya. Beruntung, tante gue beli segelas kopi luwak dengan harga 50.000 rupiah per cangkir (kecil men!). Gue gak bisa minum kopi, jadi gak tau rasanya kayak apa. Tapi, menurut teman-teman yang lain, rasanya sama aja kayak kopi biasa.


Sebagai orang yang bukan pecinta kopi, gue merasa cukup beruntung karena tempat ini menyediakan free tasting untuk beberapa produk lainnya. Rasanya oke lah lumayan.


Di daerah Ubud, ada salah satu tempat menarik yang bisa teman-teman datangi, namanya Pura Tirta Empul, yang terkenal dengan air sucinya. Di tempat ini, teman-teman dapat berendam di kolam penyucian dengan menyewa kain (untuk menutupi tubuh) seharga 10.000 rupiah. Selain itu, teman-teman juga dapat menyewa loker penyimpanan barang dengan harga 10.000 rupiah.






Karena kami pergi ke Bali pada libur tahun baru, maka pada hari berikutnya, kami kembali ke daerah kuta (menginap di hotel yang sama, Beneyasa II), demi menghabiskan malam tahun baru di daerah pantai Kuta.

Nah, apabila kalian sedang di daerah Denpasar, tidak ada salahnya untuk mencoba makan di Warung Makan Bu Kadek Wati (https://goo.gl/maps/9vKtc9G7FbB2). Di tempat ini, teman-teman dapat memilih daging yang diinginkan; ayam/babi/ayam+babi. Enak sih. Tapi untuk gue yang gak terlalu tahan pedes, makanan satu ini cukup bikin capek.


Malam tahun baru di Pantai Kuta rame banget yang pasti. Jalanan ditutup dan dipenuhi sama orang-orang yang pengen main atau lihat kembang api. Buat gue, personally, pantai Kuta terlalu rame dan malah bikin gak nyaman karena gue malah jadi susah gerak. Goyang dikit, kena om-om di sebelah. Jadi, mungkin ini bakal jadi terakhir kalinya gue tahun baruan di Pantai Kuta.



1 Januari 2016 adalah hari terakhir gue di Bali dan kita memutuskan untuk agak hedon di hari terakhir. Restoran Warung Italia menjadi pilihan kami untuk menyantap sarapan kami. Meskipun agak mahal, tapi recommended banget buat kalian yang pengen coba pizza dan makanan ala Italia. Buat gue, pizza yang gede itu uenak pol! Lasagnanya juga nyuuussss. Wajib coba kalau kalian lagi rame-rame sama yang lain (biar bisa patungan gitu maksudnya hahaha).



Belum puas dengan makanan ala Italia, kami kemudian meluncur ke kedai es krim paling padat yang pernah gue temui ; Gusto Gelato. 



Buat para pecinta buah, gue sangat merekomendasikan rasa passion fruit, green apple, dragon fruit, dan raspberry. Oh green tea dan chocochip juga enak! Hmm kalau menurut gue, rasa chocolate chili sangat tidak direkomendasikan, begitu juga dengan lemongrass dan kemangi.


Sekian liputan singkat dari perjalan kami di Bali. Mungkin masih banyak tempat yang belum dapat gue tuliskan dengan detail. Tapi semuanya ada di Google Maps kok. Seeya!

No comments:

Post a Comment